Kesetiaan, Kekecawaan dan Pengkhianatan Menutup Tahun 2020

Kesetiaan, Kekecawaan dan Pengkhianatan Menutup Tahun 2020

Minggu, 27 Desember 2020, 6:56 PM

MarapuNews - Catatan istimewa untuk Bang Sandiaga Uno. Banten, 27 Desember 2020

Bisalah dipastikan bahwa saya adalah satu diantara sekian banyak  simpatisan,  pendukung atau bahkan pengidola  Sandiaga Uno jauh sebelum dia menjadi calon Wakil Gubernur DKI Jakarta yang berpasangan dengan Anis Rasyid Baswedan hingga kemudian menjadi calon Wakil Presiden berpasangan dengan Prabowo Subianto pada Pilpres 2019. Meski hasilnya keok dan kalah.

Kekaguman dan kebanggaan saya pada Sandiaga Uno mungkin tak rasional karena potensinya yang luar biasa masih dalam usia relatif muda serta dapat meyakinkan punya idealisme yang patut dihormati.

Rasa salut dan tabik saya justru semakin menjadi-jadi ketika Sandi Uno tak mau ikut Prabowo Subianto menyeberang ke Istana bergabung dengan Kabinet Joko Widodo. Bahkan statemen Sandi Uno saat itu setelah Prabowo Subianto bergabung dalam Kabinet Joko Widodo justru tegas dan lantang menayakan bakal oposisi, meski Sandiaga Uno kemudian bersimpuh dalam  kabinet Jokowi. (Tempo.Co, Selasa, 22 Desember 2020)

Kisahnya memang agak melankolis, mulai 22 Desember 2020 disebutkan ada wajah-wajah baru dalam Kabinet Indonesia Maju. Seorang diantara wajah baru itu adalah Sandiaga Uno yang juga mendapat jabatan sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 

Pengumuman yang langsung  disampaikan Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa, 22 Desember 2020, sungguh mengejutkan. Hingga sulit saya percaya jika Sandiaga Uno mau menerima tawaran itu. Tapi toh, realitas politik memang berbeda dengan realitas sosial.  Maka kekecewaan sejumlah pihak pun bisa dipahami, bila tak bisa dikatakan jadi murka, akibat kecewa berat. Terutama Emak-emak yang lebih jujur dan ikhlas memberikan dukungan bahkan sumbangan yang kemudian mulai digugat agar mau dikembalikan.

Dukungan dan sumbangan yang diminta untuk dikembalikan itu, jelas bukan berarti karena tidak ikhlas. Justru sebaliknya, meskipun nilainya  tak pula seberapa tapi justru nilai sumbangan yang dikumpulkan Ema-emak dulu itu erat kaitannya dengan ikatan dan kesetiaan.

Begitulah penyeberangan Sandiaga Uno ke kubu Jokowi itu layaknya dapat mereka mengerti sebagai sikap pengkhianatan yang tak bisa dimaafkan. Karena seusai Pilpres 2019 yang kalah itu ikatan kebersamaan dengan segenap relawan serta  simpatisan patut dijaga. Sebab tidak sedikit yang percaya potensi dan kemampuan Sandiaga Uno yang ada percaya dapat meraih sukses pada Pilpres 2024 dengan mudah dan gampang. Sebab modal dasarnya sudah mengendap sejak Pilpres 2019.

Penegasan sikap Sandiaga Uno  akan berada di luar pemerintah, setelah Prabowo Subianto melengggang ke Istana, rasa kecewa para pendukung, simpatisan serta relawan yang telah babak belur berbuat, kok ya bisa ditinggal minggat begitu saja oleh Sandiafa Uno pula.

Statenan Sandiaga Uno yang menyatakan bahwa check and balance itu penting untuk dilakukan dalam koalisi pemerintah yang gemu, sungguh terkesan jadi  narasi tipu-tipu belaka.

Oposisi itu betul-betul dibutuhkan. Dan saya betul-betul merasa jadi terhormat, kata Sandiaga Uno ketika itu seraya mengurai adanya kesempatan untuk menjadi oposisi dan terus mengontrol dan mengawasi kinerja dari pemerintah guna memberi masukan (Sabtu, 13 Juli 2019).

Sungguh saya pun tertegun dan lama tercenung untuk memahami faksun politik dalam konteks etika, moral serta  akhlak yang mulia itu. Karenanya sejak Sandiaga Uno menerma secara resmi pinangan Jokowi,  lebih sepekan lamanya saya baru  punya keberanian untuk mengatakan yang sejujurnya dari rasa  kecewa yang terus menerus menggoda dan mendakwa hati ini.

Sandiaga Uno ketika itu meyakinkan sangat komit terhadap demokrasi. Oleh sebab itu, dia pun mengatakan -- hingga sekarang seperti menjadi kamuflase belaka - kita harus berani dan setia mengawal pembangunan. Dan sebagai oposisi, ujar pengusaha yang juga nau menjadi politikus ini terus bergabung dengan Partai Gerindra.

Dipenghujung tahun politik yang tidak jelas muaranya hari ini, saya masih sempat juga kembali membayangkan perjalanan mulus yang bisa ditempuh dengan gampang dan mudah oleh  Sandiaga Uno jika tetap konsisten bersama segenap pendukung, para simpatisan serta semua relawan yang pernah ada pada Pilpres 2019 yang kalah dan keok itu dulu. Sebab tahun  kemenangan, (2024), toh cuma tinggal sekejap lagi saja. Seperti usia kabinet atau umur kita juga.

Kok, ya tidak teguh dengan pernyataan,  sikap serta perbuatan. Sebab takaran moral dan etika kita akan terbingkai dalam satu akhlak mulia. (Jacob Ereste)

TerPopuler